SUFIKS BAHASA MELAYU RIAU DIALEK SIABU
KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR
OLEH:
RAHMAT ADE PUTRA (116210387)
SALBIAH (116210196)
Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan ilmu
pendidikan
Universitas Islam Riau
2013
1.
Latar
Belakang dan Masalah
1.1
Latar Belakang
Bahasa berfungsi
sebagai sarana komunikatif dan efektif yang digunakan manusia dalam
berkomunikasi. Selain itu, bahsa sangatlah penting bagi manusia dalam
melangsungkan kehidupan nya sebagai makhluk
social yang saling berhubungan dan kerja sama. Seperti yang dikemukakan
oleh Chaer (2000;1) “ Bahasa adalah satu system lambang byang berupa bunyi,
bersifat arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri”. Penduduk Indonesia yang banyak tidak
menutup kemungkinan menempati wilayah yang berbeda. Wilayah yang berbeda akan
berpengaruh pada bahasa daerah yang akan mereka gunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bahasa
daerah merupakan bahasa yang dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikaasi dalam
kehidupan sehari-hari. Faizah (2008;128) berpendapat “ Bahasa daerah adlah
bahasayang dipakai oleh penutur bahasa yang tinggal didaerah tertentu, misalnya
Bahasa Jawa, Melayu, Sunda, Batak, bahasa daerah sering dihubungkan dengan suku
Bahasa”. Setiap daerah yang ada diwilayah nusantara ini mempunyai bahasa
tersendiri dengan dialek beragam pula. Selanjutnya Chaer dan Agustina (2010;63)
menjelaskan, “ dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penurtur yang
jumlah relative berbeda pada suatu tempat, wilayah atau arena tertentu”. Negara
Indonesia memiliki ragam bahasa daerah yang berbeda termasuk didalamnya dialek
Siabu. Dialek Siabu dituturkan oleh masyarakat Desa Siabu dalam berintraksi
sehari-hari dan letak geografisnya berada di provinsi riau.
Bahasa
melayu riau dialek siabu ( disingkat dengan BMRDS ) mengalami perubahan akibat
penduduk pendatang yang jumlahnya melebihi penduduk asli (siabu), sehingga
bahasa asli sedikit bnyaknya akan mengalami perubahan. Masyarakat pendatang
lebih cendrung memakai bahasa indonesaia kepada anak-anaknya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai generasi berikutnya penulis khawatir bahasa asli dialek
Siabu terpengaruh oleh bahasa daerah yang dibawa oleh masyrakat pendatang dari
berbagai daerah dan suku seperti suku Jawa, minang, Batak dan lain-lain.
Kondisi ini tentudapa mengakibatkan BMRDS jarang digunakan oleh pemakai bahasa
di daerah Siabu tersebut. Menurut penulids, sebenarnya BMRDS cukupo mudah
dipahami karna tidak banyak bedanya dengan bahasa Indonesia (yang biasa
disingkat dengan BI). Namun, ada cirri khas dari sufik BMRDS seperti sufiks
–un, dan –in yang membedakan dengan bahsa lain misalnya dalam BI kata kuburkan
dari dasar kata kubur + -kan akan mengalami perubahan bentuk menjadi kubuun
apabila mendapatkan penambahan vocal /u/ pada bagian akhir dari kata dasar
dalam BMRDS. Dalam BI kata habiskan darikata dasar habis + -kan akan mengalami
perubahan bentuk menjadi abiinapabila mendapatkan [enambahan vokal /i/ pada
bagian akhir dari kata dasar dalam BMRDS.
Bertolak dari uraian diatas, maka
penulis merasa tertarik unruk melakukan penelitian yang berjudul “ Sufiks
Bahasa Melayu Riau Dialek Siabo Kecamatan calo Kabupaten Kampar”. Pembaguian
afiks yang dikutip dari Ramlan (2001;58)
Pertama, afiks-afiks yang terletak
di lajur paling depan disebut prefiks karena selalu melekat didepan bentuk
dasar.Kedua, afiks-afiks yang terletak dilajur tengah disebut infiks karena
selalu melekat ditengah bentuk dasar.Ketiga, yang terletak dilajur belakang disebut
sufiks karena selalu melekat dibelakang bentuk dasar.Ketiga mcam afiks itubisa
juga disebut awalan, sisipan, danm akhiran
Selanjutnya
kridalaksana (2008;230) berpendapat “surfiks adalah afiks yang ditambahkan pada
bagian belakng pangkal”. Kemudian depdiknas (2008;1347) menjelaskan “ sufiks
adlahafiks yang ditambahkan pada bagian belakang kata dasar “.
Yang
menjadi objek studi semantik adalah makna bahasa. Lebih tepatnya lagi makna
dari satuan-satuan bahasa seperti kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana.
Kalau bahasa itu memiliki tataran analisis yaitu fonologi, morfologi dan
sintaksis. Maka dari itu, penulis akan mengkaji makna apa saja yang terdapat di
dalam sufiks bahasa Melayu Riau Dialek Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar.
1.2 Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis akan mengemukakan masalah yang akan penulis
kaji antara lain:
1.2.1
Apa makna sufiks bahasa Melayu Riau
Dialek Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar
2.
Tujuan
penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, penulis akan menarik tujuan penelitian yang akan
penulis kaji antara lain:
2.1 untuk
mendeskripsikan nama sufiks bahasa Melayu Riau Dialek Siabu Kecamatan Salo
Kabupaten Kampar.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis laukan dalam
penelitian ini yaitu teknik :
1.
Observasi
Teknik
ini dipergunakan untuk mengetahui pemakaian Bahasa Melayu Riau Dialek Siabu
dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. Sebelum melakukan teknik wawancara,
peneliti terlebih dahulu melakukan observasi di Daerah Siabu Kecamatan Salo Kabupaten
Kampar.
Teknik
ini dilakukan pada tanggal 15 Januari 2013. Dilihat dari persyaratan yang telah
dijelaskan pada (halaman:19) diantaranya berjenis kelamin pria dan wanita, usia
antara 25-65 tahun, orang tua istri atau suami informan lahir dan dibesarkan di
desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya, berpendidikan
maksimal tamat pendidikan dasar (SD-SLTP), berstatus menengah (tidak rendah
tidak tinggi) dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya.
2.
Wawancara
Menurut
Depdiknas (2008:1559) “ wawancara yaitu Tanya jawab dengan seseorang, yang diperlukan untuk dimintai keterangan
atau berpendapat menenai suatu hal”. Wawancara yang penulis lakukan ini adalah
untuk mengetahui criteria informan dan untuk pengumpulan data tentang sufiks
yang terdapat dalam Bahasa Melayu Riau Dialek Siabu.
Wawancara
ini dilakukan pada tanggal 7 April 2013 yaitu pada pahi hari sekitar pukul
09.00 WIB di saat inorman berada di warungnya, informannya bernama Azami.
Tanggal 9 April 2013 pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB setelah informan
selesai mengerjakan aktifitasnya dan mau istirahat siang di kebun samping
rumahnya, informan bernama Ahadi. Selanjutnya tanggal 10 April 2013 pada pagi
hari yaitu sekitar pukul 09.00 WIB setelah informan menyelesaikan pekerjaan
rumah, informannya bernama Dahniar.
Selain
melakukan wawancara penulis juga mendapatkan data dari sumber data dengan
merekam percakapannya sewaktu sumber data menasehati kami sewaktu diwarungnya
pada malam hari tanggal 3 Juli 2013 sekitar jam 21.00 WIB.
3.
Rekaman
Penulis
melakukan rekaman ini dengan cara merekam Tanya jawab dengan masyarakat asli
Siabu yang sedang melakukan aktivitas ataupun dalam waktu istirahatnya. Rekaman
juga digunakan untuk mengatasi keraguan-keraguan peneliti sewaktu mengolah dan menganalisis
data.
4.
Cacatan
Teknik
ini diperlukan untuk mencatat data yang diperoleh dari informan. Hal ini
diperlukan agar tidak terjadi keraguan pada saat penulis mengolah data.
5.
Pemancingan
Menurut
saudara Sudaryanto (1997:137) “pada praktiknya, percakapan atau metode cakap
itu diwujudkan dengan metode pemancingan. Si peneliti untuk melakukan data
pertama-tama harus dengan segenap kecerdikan dan kemauannya memancing seseorang
atau beberapa orang agar berbicara. Kegiatan mermancing itu dapat dipandang sebagai
teknik dasarnya”.
4.
Teknik
Analisis Data
Teknik analsis data dalam penelitian
ini digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul agar mudah dapat
diolah. Pada teknik analsis data ini langkah-langkah yang peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
1. Mentraskripsikan
data yang telah diperoleh dari bahasa lisan ke bahasa tulis, kegiatan ini
dilakukan pada bulan April. Data yang di transkripsikan merupakan keseluruhan
data yang diperoleh dari informan.
2. data
yang diperoleh kemudian ditransliterasikan (diterjemahkan) dari bahasa daerah
ke bahasa Indonesia. Kegiatan ini penulis lakukan setelah data ditranskripsikan
dari bahasa lisan ke bahasa tulisan.
3. Data
tersebut dikelompokkan atau diklasifikasikan sesuai dengan masalah penelitian.
Adapun masalah pertama yaitu apa sajakah bentuk sufiks yang terdapat dalam
Bahasa Melayu Riau Dialek Siabu Kecamatab Salo Kabupaten Kampar, selanjutnya,
masalah yang kedua, apa fungsi sufiks Bahasa Melayu Riau Dialek Siabu Kecamatan
Salo Kabupaten Kampar tersebut.
4. Menganalisis
data yang sesuai dengan teori yang relevan. Teori yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah teori yang dikemukakan oleh Chaer (2000) dan teori Alwi, dkk.
(2008).
5. menginterpretasikan hasil
analisis data. Hasil interpretasi data tersebut diperoleh berdasarkan pemahaman
penulis dari hasil data yang dilakukan. Pemahaman tersebut diperoleh
berdasarkan ciri-ciri bahasa dan masyarakatnya.
6. Menyimpulkan analisi data. Pada
tahap kesimpulan ini, penulsi mengelompokkan berdasarkan permasalahannya yaitu
bentuk, fungsi, dan makna sufiks.
7. Langkah terakhir, penulis menyajikan dalam
bentuk skripsi.
5.
Analisis
Data Makna Sufiks Bahasa Melayu Riau Dialek Siabu Kecamatan Salo Kabupaten
Kampar.
Makna yang penulis maksudkan adalah
seperti yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2008:148)”Makna adalah hubungan, dalam arti kesepanan atau ketidaksepadanan
antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau ujaran semua hal ditunjukkannya”.
Selanjutnya Chaer (2000) membagi sufiks kedalam beberapa mkana.
1. makna
sufiks-an dapat menyatakan delapan
makna yaitu: hasil pekerjaan, alat, hal atau benda yang dikenai perbuatan atau
kejadian, tiap-tiap, banyak mengandung kata dasarnya, himpunan atau jumlah,
bersifat yang disebut kata dasarnya.
a. menyatakan makna ’hasil pekerjaan’
/tulis/ +
/-an / /tulisan/ ‘tulisan’
Penggunaan dalam kalimat
/tulian Raqi ala elok nyo ha/
‘tulisan Raqi sudah bagus‘
Tulisan
artinya
‘hasil dari pekerjaan menulis’
Tulisan menyatakan hasil menulis yangdilakukan oleh
raqi
b. Menyatakan makna ‘alat’
/jorek/ +/-an /jorekan/ ‘jebakan’
Penggunaan dalam kalimat
/ Ayah pai pasau moli jorekan moncik/
‘Ayah pergi kepasar membeli jebakan tikus’
Jebakan
artinya ‘alat untuk
menjebak’
2. makna sufiks –kan bahasa melayui riau dialek
Siabu
Makna sufiks –kan dapat menyatakan bebrapa makna
yaitu sebabkan jadi, sebabkan jadi berada di, lakukan untuk ornang lain,
lakukan akan, bawa masukke.
a.
Menyatakan makna ‘sebabkan jadi’
1.
Kata sifat
/tonangkan
dulu anak-anak itu d!/
‘Tenagkan
dulu anak-anak itu’
tenagkan artinya
‘jadikan tenang’
tenagkan
menyatakan tenang terhadap tingkah laku anak
2.
Kata kerja yang menyatakan keadaan
/jembatan
itu de la sudah inyo putuikan/
‘jembatan
itu sudah dia putuskan’
Putuskan artinya
‘jadikan putus’
Putuskan
menyatakan keadan jembatan yang telah diputuskan
3.
makna sufiks –I Bahasa Melayu Riau Dialek
Siabu
makna
sufiks –I dapat menyatakan beberapa makna yaitu : berkali-kali, tempat, merasa
sesuatu pada, memberikan atau membubuhi, menjadikan menganggap, membuat jadi
atau menyebalkan jadi pada.
a.
Menyatakan makna ‘berkali-kali’
/kambiong
yang kami tembaki bapepang dek
laghi/
‘kambing
yang kami tembaki lari berceraiberai’
Tembaki
artinya ‘ (perkerjaan menembaknya) dilakukan berkali-kali’.
Tembaki
menyatakan menembak yang dilakukan berkali-kali terhadap kambing.
6. SIMPULAN
Makna
Sufiks ( -an, -en, -in, -on, dan –un ) yang penulis temukan dalam Bahasa Melayu
Riau dialek Siabu mempunyai [ersamaan makna dengan sufiks –kandalam bahasa
indonesia sebanyak empat (4) makna. Ada
pun keempat makna tersebuit menyatakan makna : sebabkan jadi, sebabkan jadi berada di, lakukan untuk orang lain, dan
lakukan akan.
Makna
sufiks –an dalam Bahasa Melayu Riau dialek Siabu sebanyak delapan (8) makna.
Ada pun kedelapan makna tersebut menyatakan makna : hasil pekerjaan, alat, hal atau benda yang dikenai perbuatan,
terjadinya perbuatan atau kejadian, tiap-tiap, banyak nmengandung yang disebut
kata dasarnya, himpunan atau jumlah dan bersifat yang disebut kata dasarnya.
Makna sufiks –kan dalam Bahasa Melayu Dialek Siabu sebanyak empat (4) makna.
Ada pun keempat makna tersebut menyatakan makna : sebabkan jadi, sebabkan jadi berada di, lakukan untuk orang lain, dan
lakukan akan. Makna sufiks –I dalam Bahasa Melayu Riau dialek siabu
sebanyak enam (6) makna. Adapun keenam makna tersebut menyatakan makna : berkali-kali, tempat, merasa sesuatu
pada,memberikan atau membubuhi, menjadikan atau menganggap dan membuat jadi
atau akan mnyebabkan jadi pada.