Nama :
Salbiah
Kelas :
6F
NPM :
116210196
Analisis Jenis Makna
yang Terdapat di dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMA Kelas X yang Berjudul
“Kompeten Berbahasa Indonesia” Penerbit Erlangga Halaman 78 Pokok Pembahasan Mendengarkan Puisi
Anak-Anak
Indonesia
Karya Ahmadun
Yosi Herfanda
Kehilangan
ladang di kampung mereka
Anak-anak
Indonesia merangkak
Di lorong-lorong
gelap kota
Berjejal mereka
di gerbong-gerbong
Kereta api senja
Terimpit dalam
bus-bus kota
Menggelepar
dalam gubuk-gubuk
Tanpa jendela
Anak-anak
Indonesia akan digiring
Kemanakah mereka
Bagai berjuta
bebek mereka bersuara
Menyanyi lagu tanpa
syair dan nada
Sebelum matahari
terbit, anak-anak Indonesia
Berderet di
tepi-tepi jalan raya, menggapai-gapaikan
Tangan mereka ke
gedung-gedung berkaca
Yang selalu
tertutup pintu-pintunya
Dari pagi hingga
sore mereka antre lowongan kerja
Tapi lantas dibuang
ke daerah transmigrasi
Terusir dari
tanah kelahiran (demi bendungan dan lapangan gol, katanya)
Anak-anak
Indonesia tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel, dan
Biro-biro ekspor
tenaga kerja
Anak-anak
Indonesia, akan dibawa kemanakah
Ketika
bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa
Yang bisa
menolong nasib mereka?
(Dikutip dari
Horison, Juni 1998)
Berdasarkan puisi yang terdapat di
dalam buku Bahasa Indonesia SMA kelas X, penulis akan menganalisisnya menurut
kajian semantik yaitu jenis makna. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Ø Makna
leksikal
Makna
leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan
hasil observasi alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam
kehidupan kita. Seperti yang terdapat di dalam cuplikan puisi di atas yaitu
“berjejal mereka di gerbong-gerbong” dan “anak-anak Indonesia tercecer di
pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel dan biro-biro ekspor tenaga kerja”. Pada
kutipan di atas, kutipan puisi yang penulis kutip itu mengandung makna yang
sebenarnya sesuai dengan hasil observasi alat indra kita bahwa anak-anak
Indonesia yang menjadi pengemis dipinggiran jalan memang banyak di
gerbong-gerbong, di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel dan biro-biro ekspor
tenaga kerja. Tanpa ada maksud lain di dalam kalimat puisi tersebut.
Ø Makna
kias
Makna
kias adalah oposisi dari arti yang sebenarnya. Seperti yang terdapat di dalam
kutipan puisi “menggelepar dalam gubuk-gubuk tanpa jendela” maksudnya yaitu
anak-anak Indonesia yang menjadi pengemis itu tinggal di gubuk-gubuk kardus
tanpa adanya jendela yang di saat hujan tiba mereka kedinginan. “gedung-gedung
berkaca” maksudnya yaitu mobil-mobil orang kaya. “kehilangan ladang di kampung
mereka” maksudnya yaitu anak-anak Indonesia kehilangan tempat tinggal di
kampung mereka sendiri atau kehilangan kesenangan di tanah kelahiran mereka
sendiri dan bisa juga diartikan kehilangan mata pencharian di kampung mereka
sendiri. “bagai berjuta bebek mereka bersuara” maksudnya yaitu begitu banyak
anak-anak Indonesia yang menjadi pengemis dengan mengeluarkan suara-suara
mereka untuk meminta uang dengan orang lain dengan menyanyikan lagu-lagu yang
mereka sendiri tidak mengambil tahu tentang apa yang mereka suarakan itu.
“ketika bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa” maksudnya yaitu ketika
bangku-bangku sekolah bukan lagi penyelamat bagi mereka untuk menuju masa yang
akan datang nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar