ANALISIS PRINSIP
TEORI-TEORI SINTAKSIS MUTAKHIR
Untuk Memenuhi Tugas Diskusi
Mata Kuliah Sintaksis Lanjut
Disusun
Oleh
Kelompok 9
- Salbiah
- Exi Tri Wahyuni
- Yonathan
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Islam Riau
Pekanbaru
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, shalawat beriring salam penulis
lantunkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad Saw yang telah memberikan
kesehatan serta kemudahan bagi penulis sehingga terselesainya makalah ini sesuai dengan target yang
telah penulis tetapkan. Makalah ini berjudul “Analisis Prinsip Teori-Teori Sintaksis Mutakhir ”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas diskusi mata kuliah sintaksis lanjut.
Apabila
terdapat kesalahan dalam pemilihan bahasa, diksi yang berlebihan, ejaan yang
belum sempurna, pengambilan teori yang kurang tepat serta penulisan gelar yang
salah, penulis mohon maaf karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah
Swt, meskipun penulis sudah berusaha untuk menjadi yang sempurna akan tetapi
tidak dapat penulis pungkiri bahwa manusia adalah tempatnya salah dan dosa.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan yang sifatnya membangun
dan dapat menuju kea rah perbaikan yang lebih baik.
Pekanbaru, 3 Mei 2014
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................i
DAFTAR ISI
...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................................1
1.1 Latar Belakang
..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
.............................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan Makalah ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Teori Sintaksis Struktural...................................................................................3
2.2 Teori Sintaksis Tata Bahasa Generatif Transformasional
.................................4
2.3 Teori Sintaksis Tata Bahasa Kasus ...................................................................5
2.4 Teori Sintaksis Tata Bahasa Lexicase ...............................................................5
2.5 Teori Sintaksis Tata Bahasa Relasional ............................................................6
2.6 Teori Sintaksis Tata Bahasa Tegmemik ............................................................6
BAB III PENUTUP
................................................................................................8
3.1Simpulan.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap aliran linguistic atau teori linguistic mempunyai
cara pandangan tersendiri terhadap bahasa. Cara memandang dan menelaah bahasa
antara aliran atau teori linguistic yang satu berbeda dengan aliran atau teori
yang lain aliran tradisional mempunyai konsep sendiri dalam memahami dan
menelaah bahasa. Demikian juga dengan aliran-aliran linguistic lainnya, seperti
aliran structural, takmemik, dan transformasi aliran-aliran lingustik itu juga
mempunyai konsep tersendiri dalam memahami dan menelaah bahasa. Konsep inilah
yang menyebabkan adanya cara menganalisis sintaksis yang berbeda.
Setelah
anda memahami dan menguasai makalah ini diharapkan anda akan memperoleh dua
manfaat, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat teoritis berupa
semakin meningkatnya pengetahuan anda mengenai berbagai teori sintaksis dan
cara penguraiannya serta sekaligus untuk mengembangkan teori tersebut
berdasarkan data bahasa yang anda jumpai. Manfaat praktis yang anda dapatkan
ialah kemampuan anda membedakan berbagai model analisis sintaksis dan kemampuan
menerapkan model analisis sintaksis dalam pengajaran bahasa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis akan
merumuskan masalah yang akan penulis bahas nantinya pada bab pembahasan. Adapun
rumusan masalahnya antara lain:
1.2.1
Bagaimana aturan prinsip aliran-aliran yang terdapat di
dalam teori-teori sintaksis mutakhir?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka penulis akan menetapkan tujuan penulisan makalah yang akan penulis capai.
Adapun tujuan yang hendak di capai antara lain:
1.3.1 Mendeskripsikan
dan menyimpulkan prinsip aliran-aliran yang terdapat di dalam teori-teori
sintaksis mutakhir.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TEORI-TEORI
SINTAKSIS MUTAKHIR
2.1 Teori Sintaksis
Struktural
Menurut
Lyons (1968:38-52), tata bahasa struktural pada umumnya dan sintaksis
struktural pada khususnya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Prioritas
Bahasa Lisan
Bahasa
lisan adalah primer dari bahasa tulisan pada dasarnya adalah alat untuk
merepresentasikan bahasa lisan dalam medium lain. Prinsip dari prioritas bahasa
lisan terhadap bahasa tulisan yaitu bahasa lisan lebih tua dan tersebar luas
dibanding bahasa tulisan.
b. Linguistik
adalah Ilmu Pengetahuan Deskriptif, Bukan Preskriptif
Tugas
pertama linguis adalah untuk memerikan cara orang sesungguhnya menggunakan
bahasanya, bukan untuk menetapkan bagaimana mereka seharusnya berbicara dan
menulis dengan kata lain, linguistik itu lebih bersifat deskriptif bukan
preskriptif atau normatif.
c. Linguis
Tertarik Pada Semua Bahasa
Perhatian
linguis terhadap semua bahasa berasal dari tujuan penyelidikannya yang telah
dinyatakan, yaitu pembentukan teori ilmiah dari struktur bahasa manusia. Semua
contoh bahasa yang di rekam dan dapat di amati menjadi data yang akan
disistematiskan dan dijelaskan oleh teori umum.
d. Pendekatan
Struktural
Ciri
yang paling menonjol dari linguistik modern adalah strukturalisme. Bahasa
dipandang sebagai suatu sistem hubungan yang unsur-unsurnya dapat berupa kata,
bunyi dan sebagainya yang mempunyai validitas secara bebas akan ekuivalensi dan
kontras yang berlaku.
e. Langue
dan Parole
Ujaran
adalah contoh parole, yang dijadikan bukti oleh para linguis untuk konstruksi struktur
umum yang mendasar. Sedangkan langue
adalah sistem bahasa yang dideskripsikan oleh linguis.
2.2 Teori Sintaksis
Tata Bahasa Generatif Transformasional
Pada
tahun 1957, ketika pengaruh
strukturalisme mencapai puncak kejayaanya kritikan yang mencangkup tuduhan umum
bahwa keseluruhan teori strukturalisme di bangun di atas asumsi-asumsi yang
keliru hingga pada penolakan metode-metode strukturalis khusus, seperti teknik
pengumpulan data yang taksonomis serta prosedur penemuan.
Pada
awalnya, Chomsky juga termasuk golongan strukturalis bersama dengan gurunya
Zellig Harris, ia membangun dan mengembangkan tata bahasa struktur frasa.
Tetapi Chomsky tidak puas dengan teori itu, karena menurutnya teori linguistik
struktural tidak mampu memecahkan berbagai masalah kebahasaan, utamanya dalam
bidang sintaksis. Lebih lanjut, asumsi-asumsi linguistik struktural tidak mampu
menangani kalimat-kalimat taksa atau ambigu.
Sehubungan
dengan ketidakmampuan teori linguistik struktural untuk memecahkan berbagai
masalah kebahasaan tersebut, maka Chomsky memperkenalkan teori tata bahasa
generatif transformasional (TGT). Teori TGT benar-benar berlandaskan pada 3
kriteria ilmiah, yaitu keajegan-diri, kesederhanaan-kehematan dan ketuntasan.
2.3 Teori Sintaksis
Tata Bahasa Kasus
Tata
bahasa kasus yang pertama kali diperkenalkan oleh Charles Fillmore, merupakan
modifikasi berat dari teori TGT standar yang mendasarkan diri pada perbedaan
yang jelas antara struktur batin dan struktur lahir. Fillmore menambahkan
beberapa prinsip atau asumsi penting tentang teori sintaksis tata bahasa kasus
yaitu :
a. Sintaksis
mempunyai kedudukan sentral dalam tata bahasa
Maksud
dari prinsip ini yaitu bahwa dalam tata bahasa di mana sintaksis mempunyai
kedudukan sentral, bentuk-bentuk kata dijelaskan dalam kaitannya dengan
konsep-konsep sintaksis, bukan sebaliknya.
b. Kategori-kategori
tersembunyi memainkan peranan yang penting
Konsep
kategori tersembunyi adalah suatu konsep yang memungkinkan untuk mempercayai
bahwa pada dasarnya semua bahasa adalah sama.
c. Struktur
Dasar Kalimat
Kalimat
dalam struktur dasarnya terdiri atas sebuah verba dan satu atau lebih frasa
nomina, tiap-tiapnya diasosiasikan dengan verba dalam hubungan kasus yang
khusus, dan setiap hubungan kasus terjadi hanya sekali dalam kalimat sederhana.
2.4 Teori Sintaksis
Tata Bahasa Lexicase
Lexicase
merupakan perkembangan lebih lanjut dari
TGT. Tata bahasa lexicase pertama kali dicetuskan oleh Stanley Starosta dalam
bukunya The Case For Lexicase. Teori lexicase selain merupakan perkembangan
lebih lanjut dari TGT, teori ini juga memiliki perbedaan yang menonjol dengan
TGT yaitu jika TGT mengenal dua tingkatan analisis yaitu struktur lahir dan
struktur batin maka lexicase hanya mengenal satu tingkat analisis saja.
Lexicase hanya membuat satu representasi tunggal untuk setiap kalimat dalam
bahasa yang bersangkutan, yaitu representasi yang secara simultan memberikan
semua informasi fonologis, leksikal, sintaksis, dan semantis yang tersedia bagi
penutur bahasa yang bersangkutan.
2.5 Teori Sintaksis
Tata Bahasa Relasional
Tata
bahasa relasional mula-mula dikenalkan oleh David Perlmutter dan Paul Posta
pada tahun 1977 dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Relasi-relasi
gramatikal seperti subjek, objek langsung, objek tak langsung, dan
relasi-relasi lainnya diperlukan untuk mencapai tiga tujuan teori linguistik,
yaitu: (1) untuk memformulasikan kesemestaan linguistis, (2) untuk memberi ciri
pada kelas konstruksi gramatikal yang ditemukan dalam bahasa-bahasa alamiah,
dan (3) untuk membentuk tata bahasa yang memadai dan berwawasan penuh dari
bahasa-bahasa individual.
b. Relasi-relasi
gramatikal tidak dapat diberi batasan dalam kaitannya dengan konsep-konsep
lain, seperti urutan kata, konfigurasi struktur frasa, atau pemarkahan kasus,
melainkan harus dipandang sebagai unsur-unsur mendasar dari teori linguistik.
c. Minimal
ada tiga hal yang harus dirinci dalam representasi sintaksis, yaitu: (1)
unsur-unsur mana yang menyandang relasi gramatikal terhadap unsur-unsur lain,
(2) relasi gramatikal yang mana yang disandang oleh setiap unsur terhadap
unsur-unsur lainnya, dan (3) tingkat mana setiap unsur menyandang relasi
gramatikal terhadap unsur-unsur lainnya.
2.6 Teori Sintaksis
Tata Bahasa Tegmemik
Teori
tata bahasa tegmemik pertama-tama dikembangkan oleh Kenneth L. Pike, dan
digunakan oleh Summer Institute of Linguistics untuk pelatihan analisis bahasa.
Teori ini diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah lapangan yang konkret dan
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Bahasa
sebagai tingkah laku manusia
Bahasa
adalah bagian integral tingkah laku manusia. Ini berarti bahwa bahasa dapat
dianalisis dan dipahami sebaik-baiknya sebagai satu aspek dari tingkah laku
manusia.
b. Semua
tingkah laku purposive, termasuk bahasa, muncul dalam satuan-satuan atau
“kepingan-kepingan”
Suatu
satuan dapat ditentukan menurut ciri-ciri pembeda yang mengkontraskannya dengan
satuan-satuan lain dalam kelas, gugus atau sistem.
c. Pentingnya
konteks
Satuan-satuan
itu tidak terjadi dalam isosiasi, satuan-satuan itu terjadi dalam konteks. Hal
ini berarti bahwa dalam tata bahasa, kalimat hendaknya tidak di analisis dalam
isosiasi, melainkan dalam konteks. Tidaklah memadai jika tujuan teori sintaksis
adalah menjelaskan perangkat kalimat. Bukan hanya kalimat yang harus
dijelaskan, melainkan keseluruhan konteks.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Semua teori-teori yang
lahir di dalam sintaksis mutakhir itu, di akibatkan oleh adanya ketidakpuasan
para linguis terhadap pengkajian bahasa yang tidak beratur. Dari sinilah lahir
teori-teori yang pada akhirnya setiap teori yang dicetuskan oleh para linguis
memiliki prinsip serta konsep yang berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar