Nama : Salbiah
Kelas : 6F
NPM : 116210196
Tugas Semantik Pertanyaan dan Jawaban Pada
Pembahasan Relasi Makna
01. Apakah
sinonim antar dua buah kata yang berbeda selamanya memiliki arti yang sama?
Jawab: dua buah kata yang bersinonim itu;
kesamaannya tidak seratus persen sama, hanya kurang lebih saja dan kesamaannya
itu tidak bersifat mutlak. Andaikata makna mati dan meninggal itu maknanya
seratus persen sama, tentu kita dapat mengganti kata mati dalam kalimat tikus
itu mati diterkam b.kucing dengan kata meninggal menjadi tikus itu meninggal
diterkam kucing. Ini bukti yang jelas bahwa kata-kata yang bersinonim itu tidak
memiliki makna yang seratus persen sama.
02. Jelaskan
letak antonim pada tataran bahasa baik itu tataran morfem, kata, frasa dan
kalimat?
Jawab: a.
letak antonim di dalam Bahasa Indonesia untuk tataran morfem(terikat)
barangkali tidaka ada, akan tetapi dalam Bahasa Inggris dapat kita lihat pada
contoh progresif dengan regresif, dimana pro- dan re- berantonim.
b. letak antonim pada
tataran kata contohnya pada kata bagus dan buruk.
c. letak antonim pada
kalimat seperti yang terdapat pada contoh hidup dan mati, sesuatu yang hidup
memang belum atau tidak mati, dan sesuatu yang mati memang sudah tidak hidup.
03. Mengapa
penggunaan istilah oposisi lebih tepat dari pada penggunaan istilah antonim?
Jawab:
kalau penggunaan istilah oposisi maknanya lebih bersifat kontras dan
penganalisaannya mudah untuk dipahami setelah kita mendengarkan atau membaca
kalimat atau kata yang dipaparkan, akan tetapi kalau penggunaan antonim makna
katanya tidak bersifat mutlak dan hanya dianggap kebalikan dari kata tersebut.
Sehingga penggunaan istilah oposisi lebih mudah untuk di pahami dari pada
penggunaan istilah antonim.
04. Jelaskan
dengan singkat perbedaan oposisi hubungnan, oposisi hierarkial, dan oposisi
majemuk?
Jawab:
kalau oposisi hubungan makna kata yang saling beroposisinya itu bersifat saling
melengkapi. Contohnya pada kata menjual dan membeli, walaupun maknanya
berlawanan, akan tetapi proses kejadiannya berlaku serempak. Sedangkan oposisi
hierarkial makna kata yang beroposisinya menyatakan suatu deret atau jenjang
atau tingkatan. Contohnya pada kata meter dan kilometer, karena pada kata ini
dia berada dalam deretan satuan yang menyatakan ukuran panjang. Beda halnya
dengan oposisi majemuk, kalau oposisi ini terdapat perbendaharaan kata
Indonesia yang beroposisi terhadap lebih dari sebuah kata. Misalnya kata
berdiri bisa beroposisi dengan kata duduk, tiarap, berbaring dan berjongkok.
05. Jelaskan
maksud dari konsep hiponimi dan hipernimi mudah diterapkan pada kata benda
tetapi sukar pada kata kerja dan kata sifat?
Jawab:
coba kita perhatikan terlebih dahulu pengertian dari hiponimi dan hipernimi.
Hiponimi adalah nama yang termasuk di bawah nama lain misalnya kata bunga
anggrek, bunga mawar, bunga ros dan lain sebagainya termasuk hipernimi dari bunga. Sedangkan hipernimi
adalah nama untuk nama lain yang berada di atasnya, misalnya kata ikan termasuk
hiponimi dari ikan tongkol, ikan bandeng, ikan tenggiri dan lain sebagainya.
Akan tetapi jika kita mengambil contoh untuk menjelaskan hiponimi dan hipernimi
dengan menggunakan kata dari kata kerja dan sifat itu sangat sulit untuk di
pahami.
06. Jelaskan
bagaimana membedakan bentuk-bentuk polisemi dengan homonimi?
Jawab:
kalau polisemi yaitu satuan bahasa yang
memiliki makna yang lebih dari satu umpamanya kata kepala yang bisa berarti
salah satu anggota tubuh, bisa juga bermakna pemimpin yang sedang menjabat di
suatu perusahaan bisa juga bagian anggota tubuh yang letaknya di atas leher.
Sedangkan homonimi adalah satuan bahasa yang memiliki nama sama akan tetapi
benda atau hal yang rujukannya berbeda. Misalnya pada kata “pacar” yang bisa
berarti kekasih dan bisa juga berarti inai.
07. Mengapa
perbedaan ambiguitas berasal dari gramatikal yang lebih besar?
Jawab:
karena frase atau kalimat yang terjadi di dalam di dalam ambiguitas yang
berasal dari gramatikal yang lebih besar itu sebagai akibat penafsiran struktur
gramatikal yang berbeda. Umpamanya frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan
sebagai (1) buku sejarah itu baru terbit atau (2) buku itu berisi sejarah zaman
baru.
08. Jelaskan
redudansi dalam bentuk kalimat dan bentuk ujaran apa saja yang digunakan?
Jawab: redudansi
adalah berlebih-lebihan dalam suatu bentuk ujaran. Misalnya pada kalimat bola di tendang si
Udin, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan bola di tendang oleh si Udin.
Pemakaian kata oleh dalam kalimat nomor dua di anggap sebagai sesuatu yang
redudansi yang berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar